Tampilkan postingan dengan label SNMPTN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SNMPTN. Tampilkan semua postingan

Cerita di Balik Pengumuman SNMPTN

Yah, aku tidak lolos seleksi SNMPTN Undangan 2013. Mungkin ini bukan rezeki buatku. Mungkin pilihanku ini tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Tuhan punya rencana yang lain, rencana yang terbaik untukku.

Malam ini aku berkutat dengan layar komputer, jari-jariku menari di atas keyboard. Aku tahu kalau aku mengetik di atas layar ponselku, tulisan ini tidak akan kunjung selesai. Aku mencoba mengalihkan pikiranku yang masih terpaku pada hasil pengumuman SNMPTN (meskipun aku sudah sangat memperkirakan hasil semacam ini sebelumnya). Aku mencoba menumpahkan perasaanku lewat tulisan daripada hanya berakhir sebagai sebuah lamunan dan gumaman saja. 

Aku pun teringat perkataan orang-orang di masa lalu. Aku teringat dengan perkataan kakak kelasku, kak Ferdinan dulu. Aku ingat saat dia menceritakan pengalamannya saat gagal masuk Teknik Kimia UI melalui jalur undangan. Saat itu dia merasakan sekali ditinggalkan oleh teman-teman yang sudah diterima di perguruan tinggi, terasa sekali rasanya ingin mencorat-coret muka orang-orang yang nge-tweet “Alhamdullilah ya, Teknik Industri UI”, “Puji Tuhan Kedokteran UNDIP”, dan sebagainya. Hahahaha… rasanya sama seperti yang aku rasakan saat ini. Persis… Aku ditinggalkan 69 siswa beruntung di sekolahku tapi rasanya seperti hanya aku sendiri yang gagal…

Kemudian aku teringat kepada seorang bapak yang kutemui saat acara UI Touring yang diselenggarakan oleh suatu lembaga bimbingan belajar. Beliau memberikan kami sebuah kutipan menarik. “Kesuksesan adalah pertemuan antara kesempatan dan persiapan.“
 
Kemudian aku merenung. Ya, mungkin persiapanku belum cukup untuk menggapai yang namanya kesuksesan SNMPTN itu. Mungkin aku kalah siap dengan orang-orang di luar sana.

Kemudian aku teringat dengan ibuku. Ibuku pernah berkata kalau aku itu punya banyak bakat, namun bakat itu tidak berkembang dan bahkan salah satu dari bakat itu sempat mati karena tertutup dengan sifatku yang pemalas. Contoh bakat yang tidak berkembang, yaitu memasak. Aku merasa aku memang memiliki bakat di bidang itu. Orangtuaku jago dalam memasak. Nenek dan tanteku juga. Aku sudah menyalakan kompor dan memasak sendiri sejak SD. Namun semakin lama aku semakin malas untuk masuk dapur. Bisa dihitung dalam setahun berapa kali aku memasak masakan yang selain mie instan dan telur goreng. Bukannya tidak bisa. Meski aku jarang memasak (baik memasak sendiri atau bantu orangtua), aku bisa membuat aneka makanan sendiri (selama tidak ada komposisi tepung apapun di dalamnya, kecuali tepung bumbu). Tapi namanya juga malas. Bisa tapi tidak terampil. Yah tidak heran kalau sekarang aku berakhir dengan ketumpahan minyak panas *memandangi noda di tangan*

Cerita di Balik Pengumuman SNMPTN

Hahaha… Kebiasaan lama muncul lagi. Suka out of topic kalau lagi nyeritain sesuatu.
Untuk kesekian kalinya aku merenung, aku teringat dengan kuis-kuis yang telah kumenangkan. Dari sekian banyak yang aku ikuti, yang berhasil aku menangkan adalah kuis yang benar-benar menggunakan usaha. Emangnya ada yang tidak pake usaha? Kuis yang diundi siapa yang beruntung itu yang tidak butuh banyak tenaga. Semacam undian berhadiah, kirim tutup kode unik pada tutup botol, atau kuis twitter yang pemenangnya dipilih acak. Aku gak pernah menang kuis macam ini. Kuis yang aku menangkan itu semacam jawab pertanyaan dengan cepat dan tepat, menulis bebas, promote account penyelenggara sebanyak-banyaknya bahkan sampe ribuan.


Arrrgghhh… Susah dimengerti ya maksud dari ceritaku ini? Intinya, aku berpikir kalau kegagalanku di SNMPTN ini karena aku kurang usaha.  Mungkin Tuhan mengharapkanku menempuh jalur SBMPTN agar aku berhenti bermain-main, bermalas-malasan di kasur, streaming video-video Korea, dan semacamnya. Tuhan ingin aku lebih serius lagi dalam belajar, mengerjakan soal-soal yang sulit itu (terutama Matdas dan MatIPA yang abstrak itu), dan lebih tekun lagi berdoa. Tuhan ingin mengajarku untuk lebih dewasa bahwa segala sesuatunya tidak didapat dengan mudah. Aku diberi kemudahan dan kesempatan, seharusnya aku lebih giat lagi berusaha…

Juara Dua UN, Helena Martha Friska Saragi Napitu Tidak Lulus SNMPTN

Nilai tertinggi kedua dalam Ujian Nasional di Seluruh Indonesia tidak dapat lolos dalam masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Siswa Methodis 2 Medan, Helena Martha Friska Saragi Napitu yang sempat membuat heboh kota Medan karena berhasil meraih nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) tertinggi kedua Nasional.



Namun, Helena harus tegar menerima kenyataan bahwa dirinya dinyatakan tidak lulus masuk Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ketika itu dirinya memilih dua kategori jurusan di UI yakni Fakultas Kedokteran dan Akuntansi serta Fakultas Kedokteran USU. Jujur pastinya kecewa melihat kenyataan ini.

Dirinya sama sekali tidak mengetahui alasan dirinya gagal dalam program studi yang dipilihnya melalui jalur SNMPTN. Padahal selain meriah prestasi terbaik dengan meraih peringkat kedua nasional, Helena juga selalu meraih juara umum di sekolahnya.

Baca Selengkapnya >>

Tips Cara Mengerjakan Soal SBMPTN

Cara dan Trik Mengerjakan Soal-soal SBMPTN

Bagaimana tips, trik, taktik dan cara strategi dalam mengerjakan soal SBMPTN dengan memperoleh skor yang maksimal secara efisien dan efektif..?

Inilah jawabannya....

Panitia SNMPTN pernah mengatakan bahwa calon peserta SNMPTN jalur tertulis atau sekarang disebut dengan SBMPTN ini, yang bisa diterima di PTN rata-rata hanya mencapai nilai 39% dari seluruh soal yang diujikan dalam SNMPTN tertulis. Dengan data tersebut, bisa disimpulkan bahwa tingkat kesulitan soal SNMPTN Tertulis atau SBMPTN 30% soal mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal sulit atau bisa juga 30% soal mudah, 50% soal sedang dan 20% soal sulit. Maka, sebenarnya kalau kita bisa mengerjakan soal yang mudah ( 30% ) dan sedang ( 40% ) saja, kita sudah bisa diterima di PTN yang anda favoritkan dan anda idam-idamkan.

Soal-Soal SBMPTN | Cara dan Trik Mengerjakan Soal SBMPTN
Namun demikian sulitnya dalah kita belum bisa mengetahui soal SBMPTN mana yang mudah, sedang dan sulit. Dan pada soal SBMPTN tidak akan ditunjukkan mana saja soal yang mudah, sedang dan sulit. Sehingga kita harus mengetahui soal-soal mana yang kita anggap mudah, sedang dan sulit dengan diberi sebuah tanda. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah mengerjakan soal yang kita anggap lebih mudah terlebih dahulu dan jangan sampai terpaku kepada soal-soal yang sulit. Memang sihh, bisa mengerjakan soal yang sulit itu mempunyai kebanggaan tersendiri. Namun, apa artinya kebanggaan bisa mengerjakan soal SBMPTN yang sangat sulit itu, akan tetapi kalau pada akhirnya skor kita rendah dan tidak diterima di PTN. Sangatlah mengecewakan bukan...??

Ingatlah kita mengerjakan soal yang mudah seperti Bahasa Indonesia atau soal yang anda anggap mudah terlebih dahulu. Dan mengerjakan soal yang sulitnya selangit seperti materi IPA atau IPS yang sulitnya minta ampun itu. Akan tetapi skor sama saja yaitu Benar +4 dan Salah -1
Baca Selanjutnya>>

Cara Menghitung Passing Grade SBMPTN

Menhitung Passing Grade SNMPTN dan SBMPTN

Ada bberapa kesalahan dalam memahami passing grade untuk tiap-tiap jurusan dalan PTN. Adapun kesalahannya adalah:

# Pada dasarnya, PTN manapun tidak akan memberikan bocoran tentang passing grade kepada pihak-pihak tertentu. So, passing grade yang kita ketahui ini adalah buatan bimbel yang sengaja dibuat untuk acuan kelulusan atau kemampuan dalam menjawab soal.
# Passing Grade adalah sesuatu yang sifatnya Dinamis. Artinya, setiap periode SNMPTN memilikistandar tersendiri untuk jurusan-jurusan tertentu setiap tahunnya.
#Sejatinya passing grade bukanlah standart kelulusan dalam SNMPTN, tapi keketatan karena SNMPTN bertujuan untuk menyeleksi yang baik dari yang terbaik, bukan menilainya.
Passing Grade | SBMPTN | SNMPTN | Tentang Passing Grade

Ada cara untuk menghitung passing grade dalam menjawab soal-soal SNMPTN tahun lalu atau Try Out untuk menghadapi SBMPTN.
Contonya anda mengerjakan Soal SNMPTN tahun lalu, dan kemudian cocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia.

Pendaftaran SNMPTN 2014

Terus hitung passing grade anda dengan rumus berikut:

Passing Grade = (B x 4) - ( S x 1) x 100
                                     JS x 4

Keterangan:
B = Jumlah jawaban benar
S + Jumlah jawaban salah
JS = Jumlah soal

Passing Grade SNMPTN Paijo


Contohnya:
Hari pertama (materi dasar), Paijo menjawab 25 Soal SBMPTN dengan benar dan 25 soal dengan salah, dan 25 soal tidak dijawabnya.
Cara menghitungnya:
 (25x4) - (25x1) x 100  = 25

Cerita Motivasi Tentang SNMPTN Tertulis

SNMPTN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Tahun ini lah saya yang merasakan ikut tes SNMPTN tulis, dimana saya harus bersaing melawa ratusan ribu orang untuk dapat diterima di jurusan dari universitas yang saya favoritkan.

Bayangan saya sebelumnya mengenai SNMPTN adalah ketemu suasana yang sangat menegangkan, nemuin banyak siswa baca buku sebelum ujian dimulai, pokoknya bener-bener hal yang sangat menegangkan. Tapi yang saya rasakan saat mengikuti tes suasana yang sangat jauh berbeda, yang saya temukan sebelum ujian adalah sekumpulan siswa yang mengobrol mengenai ketegangan dalam menghadapai tes atau seperti yang saya lakukan saat itu, hanya bermain Hp. Mengenai pengawasannya juga tak begitu menegangkan, justru malah lebih santai dan ini cukup mengurangi ketegangan.


Tapi pengawasannya yang tak begitu ketat ternyata tak berpengaruh banyak, toh dalam satu ruangan pun kita semua berbeda sekolah, sekalinya pun ada yang sama mereka tak duduk berdekatan dan sebenarnya yang perlu dikhawatirkan dalam SNMPTN ini adalah mengani waktu, sekali lagi mengenai WAKTU bukan PENGAWAS!! 

SNMPTN | SBMPTN | TentangSNMPTN | Berita SBMPTNPengawas tak memberikan dampak yang begitu besar, tapi waktu? Ya, sangat berpengaruh. Jangankan untuk mencontek atau hanya sekedar bertanya, dapat membaca seluruh soal pun sudah sangat bersyukur. Tes kemampuan dasar berjumalah 75 soal yang memerlukan penalaran yang cepat harus dikerjakan dalam waktu 60 menit, bahkan untuk mengerjakan 1 soal kita dituntut untuk dapat mengerjakannya kurang dari 1 menit.

Lain lagi dengan soal kemampuan dasar yang terdiri dari matematika dasar, bahasa indonesia, dan bahasa inggris yang total keseluruhan 45 soal pun harus dikerjakan dalam waktu 60 menit, membaca soal bahasa indonesia dan bahasa inggris yang penuh dengan bacaan yang sangat panjang di tambah mengerjakan soal matematika yang sangat WOW itu rasanya seperti membaca koran sambil dikejar anjing.

Jadi, untuk adik-adik yang tahun depan akan mengikuti tes SNMPTN tulis kalian ga usah khawatir soal pengawas atau apapun, yang perlu kalian khawatirkan soal efisiensi waktu kalian dalam menjawab soal dan ya pasti penguasaan materi.

Cerita Tentang SNMPTN Jangan Termakan Gengsi

SUKSES dalam menghadapi ujian akhir nasional tingkat SMA dan sederajat sudah pasti merupakan kabar yang sangat membanggakan bagi mereka yang menjalaninya. Namun rasa bimbang dan bingun bakal meliputi  mereka yang akan melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan atau perguruantnggi untuk mengahadapi SNMPTN. Terdapat banyak pilihan model perguruan tinggi baik dari yanbg berstatus Negeri atau Swasta. Pada umumnya mereka menawarkan berbagai macam jurusan yang tentutnya akan membuat seseorang diliputi sara kebingungan maupuan kebimbangan ,sehingga merka diharuskan berpikir secara matang sebelum menentukan pilihan secara tepat.
Gembar gembor dlam persaingan masuk kampus bergengsi menjadi bahasan utama dalam fase ini. Rasa gengsi menuntut mereka untuk memilih jurusan favorit dengan stand passing grade yang tinggi diperguruan tinggi elite. Sebuah tradisi kurang sehat yang menurut saya sudah menancap kuat dikehidupan masyarakat Indonesia. Rasa gengsi ini begitu kuatnya sehiongga tidak jarang muncul tradisi kasta-kasta dalam kehidupan sosial antar mahasiswa. seseorang akan di anggap hebat dan dipandang golongan atas jika dia bisa diterima di jurusan pada kampus bergengsi. Sehingga tidak mengherankan biagi para remaja akan berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan posisi tersebut, demi mendapatkan status elite sosial di tengah masyarakat.

Rasa gengsi biasanya tidak hanya berasal dari remaja yang akan masuk perguruan tinggi tersebut, tetapi bisa juga berasal dari perilaku orangtua mereka. Banyak jika diketahui terkadang orangtua juga masih ada yang memaksa anaknya untuk bisa memilih jurusan pada kampus bergengsi, padahal tidak diketahui apakah sang anak tersebut memiliki kemampuan "Passion" pada bidang itu atau tidak. Penentuan orang tua seperti ini tentunya akan berdampak kurang baik pada perkembangan pendidikan anak dikemudian hari.

SBMPTNTerlihat jelas bahwa niat ikhlas untuk belajar atau mencari ilmu dudah terkalaahkan oleh rasa gengsi yang sangat kuat serta perilaku ambisius agar diterima di jurusan pda kampus bergengsi. Keputusan ini di buat tanpa difikir dengan matang-matang terkait prospek pendidikan yang tentu akan bendampak kurang baik ke depannya. Pelaksanaan perkuliahan pun akan dijalani dengan biasa-biasa saja tanpa jerih payah dan kesungguhan, dikarenakan tanpa adanya "passion" secara natural ketika menjalaninya.

Salah satu hal yang sangat memprihatinkan adalah meskipun mereka sudah berada dijurusan kampus yang bergengsi, tetapi dikarenakan kurangnya keingina untuk mengembangkan kapasitas personal, maka terbitlah produck sarjana-sarjana elite namun kurang berkualitas. Hal semacam inilah yang seharusnya patut untuk ditanggulangi sejak dini. INGAT..!! Terlalu mengedepankan rasa gengsi bisa menjadi bumerang dikemudian hari bagi kita yang bersikukuh untuk menerapkannya.


Perlun kita luruskan niat kita bahwa tujuan utama kita kuliah bukan sekedar mengedepankan rasa gengsi semata. Mulailah berpikir secara terbuka, berusaha untuk membuang ras gengsi, jangan lupa berdoa, ikuti passionmu dan buat orang tuamu tersenyum.

Pendaftaran SNMPTN

Cerita Tentang SNMPTN Salah Jurusan

Ceritaku Salah Jurusan..!

KALAU dipikir-pikir, aku adalah seorang yang beruntung. Dengan usahaku selama kelas XI hingga kelas XII semester pertama dengan keras, nilai  raporku cukup memungkinkan untuk daftar SNMPTN Jalur Undangan. Aku yakin aku bisa masuk PTN dengan nilai yang melebihi rata-rata temanku. Ya, dengan bekal rata-rata semester tiga 8,6 kemudian semester empat 8,6 serta semester lima 8,9, aku memberanikan diri untuk ambil jurusan Ekonomi Pembangunan di salah satu universitas terkemuka di kota Surabaya. Dan akhirnya pun aku diterima pada pilihan pertama. 

Sebenarnya aku tidak suka pelajaran hitung-hitungan karena basicku adalah ilmu-ilmu sosial. Ya, begitulah nama jurusan IPS di sekolahku. Aku lebih suka pelajaran menghafal seperti sosiologi dan sejarah. Tapi entah mengapa pada saat daftar SNMPTN Undangan aku pun langsung saja mengklik jurusan Ekonomi Pembangunan pada pilihan pertama dan Sosiologi pada pilihan kedua.

Tak lain dan tak bukan karena aku terlalu larut dalam euforia pesta SNMPTN. Aku merasa nilaiku baik dan mampu untuk diterima di jurusan dengan passing grade tinggi tanpa berpikir kemampuanku sebenarnya, yaitu pelajaran menghafal. Padahal pilihan keduaku memang fak-ku. Hal yang kedua yang membuatku salah pilih adalah aku terlalu gengsi dengan teman-temanku yang kebanyakan memang ambil Fakultas Ekonomi. Dan aku pun larut dan terbawa dengan mereka.

Orangtuaku awalnya juga tidak setuju dengan pilihanku tersebut, namun saat itu pilihanku sudah aku lock, sehingga segala bentuk perubahan sudah tidak bisa dilakukan. Apa boleh buat, aku menjalani hari-hari sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan. Sebenarnya sempat juga ditawari oleh orangtua untuk ikut SNMPTN Tulis, mungkin karena aku sudah terlarut dalam kesenangan karena bisa masuk PTN terkemuka itu yang menyebabkan aku lupa.

Ya, orang lain memang bisa kita tipu, namun hati tidak bisa, rasa juga tidak bisa kita tipu. Satu semester aku jalani ternyata aku tidak mendapatkan ilmu apa-apa. Aku tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, aku tidak bisa mengerjakan ujian. Mungkin ini memang hukumku untuk tidak bisa dalam pelajaran hitung-hitungan. IP-ku untuk semester pertama pun sangat buruk. Orangtuaku akhirnya mengetahui masalah ini. Dan pada akhirnya aku tak mau larut dalam keadaan ini. Lari dari kenyataan merupakan  jalan yang aku tempuh. Ya, sekarang aku tengah mempersiapkan SBMPTN.

Aku berpesan pada adik-adik yang akan mengikuti SNMPTN, jangan sekali-kali hanya ikut-ikutan teman  dalam memilih jurusan. Kenali jurusan yang akan dipilih dengan membuka website kampus idaman. Di situ pasti ada gambaran tentang jurusan yang kita minati. Jangan terlalu larut dengan euforia pesta SNMPTN dengan memilih jurusan dengan passing grade tinggi namun kemampuan terbatas. Singkat kata, harus mawas diri, mengerti kemampuan sendiri, dan jangan terpengaruh oleh teman. Pilihlah jurusan sesuai hati nurani dan kemampuan.  Ok, semoga sedikit cerita pengalamanku ini menjadi pelajaran bagi pembaca, semoga bermanfaat.